Kamis, 13 Oktober 2011

RASA AGAMA USIA REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MANDIRI, PRODI :

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEMESTER VI MATA KULIAH :

PSIKOLOGI AGAMA

DOSEN :  Drs. SYAMSUL BAHRI M. Pd



DISUSUN OLEH:


SUGENG JATMICKO
NIMKO : 1204.08.2823
BP : 1.08.3055


S T A I    M U
TANJUNGPINANG TAHUN 2011




KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam yang telah melimpahkan Taufik Hidayah serta Inayah Nya  sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah  PSIKOLOGI AGAMA. Dengan judul: RASA AGAMA USIA REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
           
            Shalawat beriring salam Penulis kirimkan kepada Junjungan Alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing dan menuntun umatnya dari alam kegelapan yang penuh dengan kejahiliyahan mengarah ke alam kejayaan dan kemajuan yang penuh dengan  pengetahuan.

            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat kekurangan baik  isi maupun materi dalam pembahasan, untuk itu Penulis mohon kritik dan saran agar penulisan ini menambah wawasan kita.

            Semoga penulisan ini dapat berguna atau bermanfaat bagi kita, amin.





Tanjungpinang,   Juli  2011


Penulis





DAFTAR ISI

KATA  PENGANTAR…………………………………...................................................................................i

DAFTAR  ISI………………………………….......................................….…..................................................ii

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................................2

BAB II RASA AGAMA USIA REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.    Perkembangan Rasa Agama...........................................................................................3
B.     Karakteristik Agama Remaja.........................................................................................4
C.     Kesadaran Beragama Fase Remaja...............................................................................5
D.    Konflik Dan Keraguan......................................................................................................5
E.     Implikasi Dalam Pendidikan Agama Islam..................................................................5

BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………...................................................7
B.     Saran.................................................................................................................................7

DAFTAR  PUSTAKA.............................................................................................................................8





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Rasa keagamaan adalah suatu dorongan dalam jiwa yang dapat membentuk rasa percaya kepada Sang Pencipta Alam semesta dan manusia, rasa tunduk, serta dorongan taat terhadap aturan-aturan-Nya. Dari gambaran tersebut maka rasa keagamaan mengandung dua dorongan Ketuhanan dan Moral ( taat aturan ). Para ahli psikologi agama berpendapat bahwa rasa keagamaan memiliki akar kejiwaan yang bersifat bawaan ( innate ) dan berkembang yang dipengaruhi oleh faktol eksternal. (Susilaningsih, Makalah Dinamika Perkembangan Rasa Keagamaan Pada Usia Remaja, hal. 1).

Masa Remaja adalah keadaan suatu fase perkembangan yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan dari masa tanpa identitas ke masa memiliki identitas diri. Pada fase perkembangan ini biasanya semua aspek jiwa yang ada dalam diri akan mengalami masa transisi yang akan ditandai dengan suasana penuh dengan gejolak. Maka tidak aneh jika pada masa remaja banyak yang melakukan perbuatan yang menyimpang (negatif). Artinya, bahwa perkembangan rasa agama usia remaja pun mengalami masa atau suasana transisi yaitu situa keagamaan yang berada dalam perjalanan menuju kedewasaan rasa keagamaan, yang nantinya dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab serta menjadikan rasa agama sebagai dasar filsafat hidup.

Namun, fenomena yang terjadi di masyarakat banyak remaja yang mempunyai rasa agama yang pendek atau minim dan banyak kenakalan yang dilakukan oleh kalangan remaja yang sedang mengalami suasana gejolak. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dalam dunia pendidikan karena ini adalah sebuah problematika yang harus diselesaikan jalan keluarnya, dan khususnya pada pendidikan agama islam yang notabene sebagai upaya yang sadar dan sistematis untuk mengembangkan potensi rasa agama yang ada dalam diri manusia, sehingga nanti akan terbentuk karakter yang mempunyai rasa agama yang kuat.

Dengan pertimbangan inilah, maka penulis sebagai mahasiswa pendidikan agama islam tertarik untuk mengkaji problem ini. Sehingga penulis tertarik untuk menulis sebuah makalah yang betemakan tentang Rasa Agama Usia Remaja dan Implikasinya Dalam Pendidikan Agama Islam. Dan besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri. Sehingga kita semua nantinya dapat mendidik anak-anak kita dalam jalan yang baik dan positif. “Tak ada gading yang tak retak” penulis yakin pastinya dalam sebuah penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasannya yang kurang baik. Maka dari itu penulis membuka dengan lebar-lebar atas kritik dan saran yang diberikan kepada kami. Harapannya kritik dan saran ini akan menjadi pembelajaran agar kami semua lebih baik lagi.

B.     Rumusan Masalah

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang di atas maka penulis dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Aspek-aspek perkembangan rasa agama pada fase remaja ?
2.   Bagaimana karakteristik agama dan kriteria kesadaran keberagamaan pada fase remaja ?
3.      Bagaimana konflik dan keraguan dan Implikasi dalam pendidikan agama islam ?




BAB II
RASA AGAMA USIA REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A.    Perkembangan Rasa Agama
           
            Rasa agama adalah kristal-kristal nilai agama dari dalam diri manusia sebagai produk dalam proses internalisasi nilai dalam diri manusia sejak usia dini, kontinyu, dan bertahap-tahap. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa juvenilitas (adolescantium), pubertas, dan nubilitas.

Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada para remaja itu pun akan turut dipengaruhi perkembangan itu. Artinya, penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada para remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.

Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck ialah :
1.      Pertumbuhan Pikiran dan Mental.
2.      Perkembangan Perasaan.
3.      Pertimbangan Sosial.
4.      Perkembangan Moral, meliputi :
a.       a. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
b.      b. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
c.      c. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
d.      d. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
e.      e. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanam moral masyarakat.

5.      Sikap dan Minat
            Sikap dan minat remaja dalam masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecilnya serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya).

6.      Ibadah.
            Dalam hal ibadah para remaja yang memiliki pengalaman beragama yang melalui pengajaran resmi menduduki peringkat lebih tinggi di bandingkan remaja yang tidak.
           
            Sedangkan pandangan mereka tentang ibadah ternyata sangat memprihatinkan, sebab hampir sebagian besar responden yang di mintai keterangannya mengatakan ibadah sembahyang merupakan ritual meditasi semata, bukannya sebagai momen yang sangat penting dimana disitu terdapat interaksi antara Pencipta dan yang dicipta. (Prof. Dr. H. Jalaludin, Psikologi Agama, hlm. 74-77).

B.     Karakteristik Agama Remaja, meliputi :
1.    1. Religius Awakening, yang mana minat beragama bagi para remaja mengalami kebangkitan.
2.     2. Individualistik, suatu sikap mementingkan diri sendiri.
3.     3. Sintesis, mengkorelasikan pada kontesktual atau kemampuan mengintegrasikan sesuatu.
4.      4. Maknawi, bersifat maknawi atau nilai-nilai inti dari sesuatu.
5.     5. Reflektif, melakukan sesuatu dengan apa yang telah diketahui.
6.      6. Agama dijadikan alat untuk menjawab persoalan pribadi.
7.      7. Agama dan kelompok sosial.
8.      8. Doubt, rasa ragu keagamaan.
9.      9. Konversi, perubahan rasa agama yang cepat. (Hasil perkuliahan Psikologi Agama oleh Ibu Susilaningsih di jurusan Pendidikan Agama Islam).

C.     Kesadaran Beragama Pada Fase Remaja
Jiwa remaja yang berada dalam masa transisi dari fase anak-anak menuju kedewasaan dan sebagai proses pencarian identitas diri, memiliki ciri-ciri antara lain :
1.      Pengalaman Ketuhananannya Masih Bersifat Individual.
2.      Keimanannya Makin Menuju Realitas Yang Sebenarnya
3.    Peribadatan Mulai Disertai Penghayatan Yang Tulus.(Drs. Abdul aziz ahyadi, psikologi agama (kepribadian muslim pancasila), hlm 44)

D.    Konflik dan Keraguan

Dari sampel yang diambil W. Starbuck terhadap mahasiswa Middle burg College. Dari analisis dan penelitiannya W. Starbuck menemukan penyebab timbulnya keraguan itu antara lain adalah faktor:
1.      1. Kepribadian, yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin.
2.      2. Kesalahan Organisasi Keagamaan dan Pemuka Agama.
3.      3. Pernyataan Kebutuhan Manusia.
4.      4. Kebiasaan.
5.      5. Pendidikan. (Prof. Dr. Jalaludin, Ibid, hlm. 78-79).

E.     Implikasi Dalam Pendidikan Agama Islam.
1.      Karakteristik Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan pelajaran yang lain. Demikian halnya, mata pelajaran pendidikan agama Islam memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam.
b.Dilihat dari segi muatanya, pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang memuat semua mata pelajaran lainnya.
c.Pendidikan agama Islam selain mendidik peserta didik menguasai berbagai kajian keislaman, juga lebih menekankan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
d.Secara umum mata pelajaran pendidikan agama Islam didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok Islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
e.Prinsip-prinsip dasar pendidikan agama Islam tertuang dalam tiga kerangka dasar Islam, yaitu akidah, syariah dan akhlak.
f.Tujuan akhir dari mata pelajaran agama Islam di setiap jenjang pendidikan dirumuskan dalam berbagai redaksi, tetapi intinya adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia.
g.Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap peserta didik, terutama yang beragama Islam, atau yang beragama lain yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya. (Ichsan, Prinsip Pembelajaran Tuntas mata pelajaran PAI, 2007 hal. 42

2.      Implikasi Dalam Pendidikan Agama Islam
            Terkait dengan pengembangan aspek intelektual, kondisi psikologis yang perlu diciptakan dalam iklim pendidikan adalah:
a.    1. Menerima peserta didik remaja apa adanya tanpa syarat.
b.   2. Menciptakan suasana yang kondusif.
c.    3. Memahami kerangka berfikir peserta didik dan mampu menempatkan diri dalam dirinya.
d.  4. Menciptakan lingkungan keagaman dan spiritual yang baik dan sistematis. (Dra. Wiji Hidayat, M.Ag dan Sri Purnami, S.Psi, Psikologi Perkembangan, 2008 hal 147-148


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Rasa agama adalah kristal-kristal nilai agama dari dalam diri manusia sebagai produk dalam proses internalisasi nilai dalam diri manusia sejak usia dini, kontinyu, dan bertahap-tahap. Fase remaja jika kita lihat dari dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap yang progresif.
            Karakteristik agama remaja antara lain, Religius Awakening, Individualistik, Maknawi, Reflektif, Doubt, Conversi.
W. Starbuck menemukan penyebab timbulnya keraguan itu antara lain adalah faktor:
1. Kepribadian, yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin.
2. Kesalahan Organisasi Keagamaan dan Pemuka Agama.
3. Pernyataan Kebutuhan Manusia.
4. Kebiasaan.
5. Pendidikan.

B.     Saran.
            Masa Remaja adalah keadaan suatu fase perkembangan yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan dari masa tanpa identitas ke masa memiliki identitas diri, sehingga timbul berbagai gejolak.
            Fenomena yang terjadi di masyarakat banyak remaja yang mempunyai rasa agama yang pendek atau minim dan banyak kenakalan yang dilakukan oleh kalangan remaja yang sedang mengalami suasana gejolak. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dalam dunia pendidikan karena ini adalah sebuah problematika yang harus diselesaikan jalan keluarnya, dan khususnya pada pendidikan agama Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Dra. Wiji Hidayat, M.Ag dan Sri Purnami, S.Psi, Psikologi Perkembangan,Yogyakarta: TERAS, 2008.
·        
Ichsan, 2007.”Prinsip Pembelajaran Tuntas mata pelajaran PAI”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.IV,No. 1, 2007, Yogyakarta: Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
·    Abdul aziz ahyadi. Drs, psikologi agama (kepribadian muslim pancasila), Bandung: Sinar baru Algesindo, 2005.
·     Prof. Dr. H. Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2010.
Susilaningsih, Makalah Dinamika Perkembangan Rasa Keagamaan Pada Usia Remaja, Yogyakarta, 1996, hal. 1